Pada salah satu malam minggu saat aku masih SD, Aku dan teman-temanku
menonton siaran langsung pertandingan sepakbola di salah satu rumah temanku.
Waktu itu, tim yang sedang berlaga adalah Manchester United melawan Arsenal di Stadion
Old Trafford, kandangnya Manchester United dalam perhelatan liga premier Inggri
musim 2011/2012. Kebanyakan teman-temanku saat itu adalah pendukung MU,
sedangkan Aku adalah satu-satunya penggemar klub Arsenal di ruangan itu.
Malam itu, Manchester United mendominasi jalannya permainan.
Teman-temanku sangat bersemangat berekspresi ketika Wayne Rooney CS menggempur
pertahanan meriam London. Walaupun sendirian, Aku pun tidak kalah semangat saat
serangan MU dapat dimentahkan oleh lini belakang Arsenal. Pertandingan babak
pertama selesai dengan hasil imbang, 1 – 1. Babak kedua, setan jelek berwarna
merah semakin beringas mengobrak-abrik pertahanan Arsenal. MU yang sedang
bertanding di rumah sendiri, sangat berapi-api di bawah sorakan pendukungnya. Singkat
cerita, babak kedua berakhir dengan skor lumayan fantastis, 8 gol untuk MU, 2
gol untuk Arsenal. Manchester United berhasil mengamankan perolehan poin
kemenangan di rumahnya. Malam itu sangat berkesan sekali bagi kami para
penggemar Arsenal maupun MU, kesan baik untuk mereka penggemar MU, kesan buruk
dan sejarah kelam bagi kami para Gooner.
Arsenal adalah klub besar yang pernah berjaya hebat di musim-musim
sebelum tahun 2006. Musim 2003/2004, Arsenal memenangkan liga Inggris tanpa
mengalami kekalahan sama sekali selama 38 pertandingan beruntun. Hal itu
membuat Arsenal menjadi satu-satunya klub liga Inggris yang berhasil meraih Golden
Trophy hingga saat ini. Namun, itu semua hanya cerita masa lalu, tahun 2006
hingga sekarang, performa Arsenal kian tidak konsisten dan buruk, membuatnya
tidak pernah memenangkan kompetisi bergengsi di Inggris maupun Eropa.
Sampai detik ini, aku masih senang melihat Arsenal bermain
di berbagai kompetisi. Sampai detik ini pula, aku masih belum bisa menjelaskan
kenapa aku menyukainya. Sudah tak terhitung lagi kekecewaan yang ditimbulkan
akibat kalah bersaing dengan klub lain. Kalau dipikir-pikir, aku mulai
menggemari Arsenal bukan karena prestasinya, karena saat jaya-jayanya Arsenal
kala itu, aku masih belum mengetahui dan mengerti apa dan bagaimana kompetisi
sepakbola. Karena hal itulah Aku masih menyukai Arsenal walaupun tidak memenangkan
pertandingan atau kompetisi secara keseluruhan. Kebanyakkan fans Arsenal
sepertinya sudah cukup terbiasa dengan keterpurukan tim kesayangan mereka, seolah
‘orang yang sabar’ sudah menjadi syarat untuk menjadi fans Arsenal.
Kalo ada yang nasehatin ilmu ikhlas dan sabar, bilang aja "Gausah di ajarin, Gua ini fans Arsenal"
Cool!!
BalasHapus