Di teras masjid kami berbincang. Kakak tingkat tadi bertanya
kepadaku hal-hal yang mendasar, saking mendasarnya sampai aku tidak mampu menJawabnya.
Contoh pertanyaan yang disampaikan seperti mengapa setelah sholat jamaah kita
berjabat tangan, mengapa setiap ada orang meninggal diadakan tahlilan tujuh
hari, empat puluh hari, seratus, seribu dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan
yang selama ini aku tidak pernah memikirkannya sama sekali karena ya sudah aku
alami begitu saja ketika di kampung halaman.
Kakak tingkatku menjelaskan beberapa hal tentang cara kita
beribadah. Intinya, setiap perbuatan ibadah harus disertai dalil dan contoh
dari Rasulullah. Apa-apa yang tidak dicontohkan, sebaiknya tidak usah
dilakukan. Takutnya, kita tergolong orang-orang yang terjerumus perkara bid’ah,
dan bid’ah tempatnya di neraka. Kakak tadi juga mengajakku untuk belajar lebih
jauh dengan mendatangi kajian-kajian di hari tertentu di masjid kampus.
Sebenarnya, aku sudah beberapa kali mendengar cerita bahwa ibadah
orang islam di luar Jawa berbeda dengan orang Jawa. Penyebaran ajaran agama
islam di pulau Jawa memang melalui jalan akulturasi budaya. Yaitu dengan
menggunakan ritual-ritual yang dilakukan oleh masyarakat hindu budha, tetapi
dengan doa-doa ajaran islam. Cara ini sangat ampuh dibawakan oleh Wali Songo untuk
menyebarluaskan agama islam di tanah Jawa. Sehingga, banyak di antara ibadah-ibadah
agama islam masyarakat Jawa, tidak dilakukan oleh masyarakat islam di luar
pulau Jawa.
Singkat cerita, aku mengikuti kajian-kajian yang disarankan
oleh kakak tingkatku. Ternyata, selain bersalaman seusai sholat berjamaah, ada
banyak sekali hal-hal yang diajarkan dan semuanya berbeda dengan apa yang aku
alami selama ini. Aku jadi sering mencari kajian-kajian yang “serupa” di media
sosial seperti YouTube, Instagram. Aku merasa ilmu-ilmu baru ini tidak pernah
aku dengar selama aku mengaji di kampung, atau ada di pelajaran agama islam di
sekolah.
Hal positif yang bisa aku ambil dari perbincanganku dengan
kakak tingkat waktu itu, aku merasa banyak hal yang aku belum ketahui tentang
agama ini. Aku beribadah hanya ikut-ikutan apa yang dilakukan oleh orang-orang
disekitarku, tanpa belajar mengapa dan bagaimana beribadah yang seharusnya.
Komentar
Posting Komentar