Kakekku yang berasal dari ayah, ayahnya ayahku, pernah berpesan
sesuatu kepadaku.
“Le, lak golek konco iku sing apik apik ya. Ojo gelem
kekancan mbek cah-cah nakal”
(Nak, kalau cari teman itu yang baik-baik ya. Jangan mau
berteman dengan anak-anak nakal)
Kakek menjelaskan lagi kalau teman yang nakal, akan
mempengaruhiku untuk ikut-ikutan berbuat nakal juga. Kakek berpesan kalau mau
berteman harus pilih-pilih. Memilih teman-teman yang baik akan juga membuat
kita berperilaku baik.
Anak kecil adalah peniru yang ulung. Ketika lingkungan
tumbuh kembangnya bersama teman-teman yang baik, maka ia akan menjadi orang
yang baik. Sebaliknya, apabila ia tumbuh di lingkungan yang tidak baik, hampir
pasti ia akan mencontoh hal tidak baik tersebut dan menjadikannya seseorang
yang tidak baik pula.
Aku merasa beruntung ketika pergaulanku adalah bersama teman-teman
yang sering mengaji dan tidak pernah berbuat yang aneh-aneh. Setelah
dipikir-pikir, lingkungan yang baik itu adalah pilihan orang tua terhadap
anaknya. Anak kecil belum memahami bagian-bagian mana yang termasuk baik, juga
bagian-bagian mana yang dikatakan buruk. Sehingga mereka akan mengikuti standar
kebaikan yang dimiliki orang tuanya. Orang tua bertanggung jawab atas
lingkungan dan cara didik yang diberikan kepada anaknya. Sudah banyak sekali
contoh di masyarakat yang dapat kita temui untuk membuktikan teori tersebut.
Sebelum menuntut apa-apa yang harus dimiliki anak, orang tua
harus terlebih dulu memiliki apa yang dia inginkan ada di dalam diri anaknya.
Komentar
Posting Komentar