Langsung ke konten utama

Imitasi

 


Kakekku yang berasal dari ayah, ayahnya ayahku, pernah berpesan sesuatu kepadaku.

“Le, lak golek konco iku sing apik apik ya. Ojo gelem kekancan mbek cah-cah nakal”

(Nak, kalau cari teman itu yang baik-baik ya. Jangan mau berteman dengan anak-anak nakal)

Kakek menjelaskan lagi kalau teman yang nakal, akan mempengaruhiku untuk ikut-ikutan berbuat nakal juga. Kakek berpesan kalau mau berteman harus pilih-pilih. Memilih teman-teman yang baik akan juga membuat kita berperilaku baik.

Anak kecil adalah peniru yang ulung. Ketika lingkungan tumbuh kembangnya bersama teman-teman yang baik, maka ia akan menjadi orang yang baik. Sebaliknya, apabila ia tumbuh di lingkungan yang tidak baik, hampir pasti ia akan mencontoh hal tidak baik tersebut dan menjadikannya seseorang yang tidak baik pula.

Aku merasa beruntung ketika pergaulanku adalah bersama teman-teman yang sering mengaji dan tidak pernah berbuat yang aneh-aneh. Setelah dipikir-pikir, lingkungan yang baik itu adalah pilihan orang tua terhadap anaknya. Anak kecil belum memahami bagian-bagian mana yang termasuk baik, juga bagian-bagian mana yang dikatakan buruk. Sehingga mereka akan mengikuti standar kebaikan yang dimiliki orang tuanya. Orang tua bertanggung jawab atas lingkungan dan cara didik yang diberikan kepada anaknya. Sudah banyak sekali contoh di masyarakat yang dapat kita temui untuk membuktikan teori tersebut.

Sebelum menuntut apa-apa yang harus dimiliki anak, orang tua harus terlebih dulu memiliki apa yang dia inginkan ada di dalam diri anaknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Perjalanan Rinjani via Sembalun Part 2

Senin, 18 Oktober 2021 Pagi hari kami segera untuk mandi dan packing perlengkapan yang sudah kami pinjam. Datanglah ibunya Wisnu membawakan 2 nasi bungkus beserta teh manis hangat, alhamdulillah. Cuaca pagi itu cerah, secerah semangat kami memulai pendakian. Pukul 08.30 WITA kami bergegas menuju kantor TNGR untuk registrasi. Tak lupa kami berpamitan kepada keluarga Wisnu dan menitipkan beberapa barang yang kami tidak bawa ke pendakian. Kami juga mampir ke sebuah warung makan untuk membeli nasi bungkus sebagai makan siang ketika perjalanan menuju Plawangan Sembalun. Target kami hari ini adalah mencapai Plawangan Sembalun sebelum matahari terbenam . Pintu Masuk Taman Nasional Gunung Rinjani Setelah mengurus simaksi dengan memperlihatkan  barcode pada aplikasi eRinjani, kami diberi briefing singkat. Masih ingat dengan keterlambatan kami karena delay pesawat kemarin? Nah, ternyata kami juga diizinkan untuk menambah durasi pendakian kami yang tadinya hanya 2 hari 1 malam, menjadi 3 hari 2

Catatan Perjalanan Rinjani via Sembalun Part 1

Sudah lama kami berencana untuk mendaki gunung Rinjani yang terletak di pulau Lombok. Setelah mengamati kalender dan memperhitungkan kesibukan kerja, Kami putuskan untuk mendaki Rinjani pada hari Minggu-Senin tanggal 17-18 Oktober 2021. Rencananya, Kami hanya akan mengejar puncak Rinjani via Sembalun tanpa turun ke Danau Segara Anak, pun turun dari Rinjani via Sembalun. Kami mengurus Simaksi (Surat Izin Masuk Kawasan Konvervasi) Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) melalui aplikasi android eRinjani secara online pada tanggal 3 September 2021. Sebagai informasi, selama pandemi COVID-19, kuota pendaki TNGR di setiap jalurnya hanya sejumlah 60 orang saja. Untuk informasi selengkapnya tentang TNGR bisa dilihat di website resmi TNGR . Jumat, 15 Oktober 2021 Kami pergi ke Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon untuk melakukan tes PCR sebagai syarat perjalanan menggunakan pesawat terbang. Kami tes pada pagi hari dan hasilnya dapat kami ambil di malam harinya. Hasil tes PCR langsung

Gunung Hutan

Suatu waktu aku pernah ditanya mengenai lebih seru mana antara menyelam di laut atau mendaki gunung. Waktu itu aku sempat memikirkan mana yang lebih aku sukai sehingga pertanyaan dari temanku tadi bisa kujawab dengan tegas. Pada akhirnya aku tidak bisa memilih salah satu dari mereka karena dua-duanya seru dan aku sukai. Secara umum, mendaki gunung adalah kegiatan olahraga di alam terbuka yang membutuhkan waktu lebih dari sehari bahkan ada yang lebih dari seminggu. Karena membutuhkan waktu yang lama, maka ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum kita mulai mendaki, baik persiapan fisik, mental, maupun pengetahuan yang harus kita pahami selama beraktivitas di alam terbuka. Selama berada di alam terbuka kita juga harus menaati peraturan yang diberikan oleh pengurus Taman Nasional terkait. Ada beberapa peraturan umum yang seperti dilarang membuang sampah sembarangan dan juga terkadang ada peraturan khusus seperti di gunung Lawu yang melarang pendaki memakai atribut berwarna hijau s