Pernah ga sih kita mendengar teori psikologi yang kurang
lebih berbunyi
Kita sekarang adalah hasil dari apa saja yang kita lalui dan alami di masa lalu
Teori tersebut menjelaskan bahwa sifat dan pemikiran yang
kita miliki saat ini, adalah akibat dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa
lalu. Hal yang mudah dijadikan contoh adalah seseorang yang manja, biasanya dulunya
adalah seorang anak tunggal yang penuh kasih sayang dari orang tuanya dan
dipenuhi segala keinginannya. Misalnya lagi ketika seseorang memutuskan untuk
meminum minuman beralkohol, membuat tatto di tubuhnya, atau keinginan untuk
bunuh diri karena orang tuanya selalu tidak akur dan sering bertengkar hebat di
dalam rumah.
Jangan suka mengomentari apa yang kami perbuat. Kalian tidak mengerti apa yang telah kami lalui
Begitu kan? Kata-kata yang sering dilontarkan, seolah-olah, apa
yang telah terjadi sebelumnya itu adalah pembenaran atas apa yang mereka
perbuat sekarang. Namun, ada satu hal yang mungkin kita tidak pahami, teori
diatas juga dapat dikalimatkan menjadi
Kita di masa depan, adalah hasil apa yang kita lakukan di saat ini
Menurutku, kalimat kedua ini lebih berpengaruh positif dibandingkan
kalimat sebelumnya. Jadi, apa yang sudah berlalu biarlah berlalu dan jadikan sebagai
pelajaran untuk saat ini dan kedepannya, bukan dijadikan sebagai pembenaran atas
kesalahan yang kita lakukan sekarang. Masa depanmu terlalu suci untuk kamu
korbankan atas kesalahan yang kamu lakukan sekarang.
Komentar
Posting Komentar