Salah seorang sahabat pernah bertanya kepadaku, mengapa aku
sering dicurhati oleh banyak orang, padahal aku hanya menjawab curhatan itu
dengan singkat seperti, “hmm”, “oh begitu ya”, “oalah iya” dan lain semacamnya.
Menurutnya, alih-alih mendapatkan solusi atas permasalahan yang sedang
diutarakan, mereka hanya merasa berkomunikasi satu arah tanpa adanya feedback
yang aku berikan. Apa yang disampaikan sahabatku adalah sesuatu yang logis. Secara
teori, komunikasi yang baik adalah di saat kita berbicara, lawan bicara kita dapat
menerima maksud kita dan memberikan jawaban atau tanggapan. Namun, ada hal yang
sahabatku belum mengerti tentang cara menanggapi seseorang yang sedang curhat.
Salah satu kebutuhan manusia yang penting untuk dipenuhi
adalah bercerita. Semua orang pasti mengalami saat-saat dimana keadaan atau
hasil dari pekerjaan mereka tidak sesuai dengan ekspektasi. Misalnya tiba-tiba hujan
deras ketika berada di luar dan lupa membawa payung, dosen pembimbing yang galak
ketika konsultasi hasil penyusunan skripsi, atau sekadar mendapati warung yang
jadi langganan kita, ternyata tutup di saat kita sedang ingin-inginnya makan
disana. Walaupun semua hal tersebut membawa hikmah, setidaknya rasa kecewa
pernah hinggap sesaat di hati kita. Nah di saat rasa kecewa itu datang, pasti
ada suara hati yang ingin rasanya diungkapkan keluar. Ada yang marah-marah di
media sosial, dan ada pula yang curhatnya secara personal. Menurutku, cara yang
paling bijak di saat ini untuk mengutarakan isi hati adalah dengan menulis ke
catatan pribadi atau bercerita ke seseorang.
Kembali ke pertanyaan awal, mengapa aku sering dicurhati
oleh banyak orang padahal aku tidak menanggapinya dengan jawaban yang
memuaskan. Jadi, kebutuhan seseorang yang sedang curhat adalah didengarkan. Mereka
mengungkapkan isi hatinya kepada kita dengan harapan kita akan memahami apa
yang sedang mereka rasakan. Terkadang, mereka hanya ingin mengutarakan apa yang
ada di dalam hatinya dan tidak butuh untuk kita bantu keluar dari masalah itu. Walaupun
di otak kita sudah memikirkan cara-cara mengatasi masalah itu, jangan dengan spontan
kita sampaikan sebelum kita bertanya terlebih dulu, apakah orang itu membutuhkan
saran atau masukan.
Terdengar aneh memang, tapi sejauh pengalaman dan
pengetahuanku yang terbatas ini, itulah cara terbaik menanggapi seseorang yang
sedang berkeluh kesah. Jangan dihakimi dan disudutkan seolah-olah masalah
tersebut adalah masalah gampang, atau seolah-olah kita lebih mengetahui apa yang
dia rasakan dibandingan sang pencurhat itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar