Sering kali aku diperlakukan berlebihan oleh Ibu. Aku
dilarang bermain terlalu jauh, terlalu lama, atau dilarang melakukan aktivitas
fisik yang sekiranya dapat membahayakanku. Memang wajar sih, seorang Ibu pasti
akan perhatian kepada anak semata wayangnya, kalau kenapa-kenapa, tidak ada gantinya
begitu. Untungnya aku memiliki Bapak yang memiliki sudut pandang seratus
delapan puluh derajat terhadap anaknya. Menurut Bapak, seorang laki-laki harus
memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan yang luas. Sehingga, Bapak justru
mendorongku untuk bermain yang jauh, berteman ke semua orang, atau lakukan apa
yang aku suka, selama tidak mencuri dan tidak berkelahi. Ya, itulah pesan Bapak
setiap kali aku izin kemanapun aku pergi.
Diizinkan kuliah di Jakarta, adalah salah satu hal yang aku
dapat dari Bapak. Sudah jelas bagaimana perasaan Ibu, Beliau tanpa henti-hentinya
resah setiap malam memikirkan bagaimana keadaanku di Jakarta. Hal itu berlangsung
hingga 3 bulan, sampai-sampai Tanteku sering berkunjung ke rumah hanya untuk
menghibur dan menenangkan Ibu. Tanteku juga memiliki anak yang kuliah di
Bandung, di salah satu perguruan tinggi kedinasan juga, sehingga Tante dapat
memahami kondisi Ibu yang ditinggal merantau anaknya. Alhamdulillah, selang
beberapa bulan Ibuku dapat menenangkan hatinya dan percaya bahwa semua akan
baik-baik saja. Modal kepercayaan dari kedua orang tuaku ini, adalah persiapan
yang penting bagiku untuk menjadi seseorang yang baru. Aku ingin diriku yang sekarang,
adalah bukan aku ketika masih di kampung halamanku.
Komentar
Posting Komentar