Langsung ke konten utama

Superheroes

 


Ibuku adalah seorang yang tidak bisa mengendarai kendaraan beroda dua. Katanya, dulu waktu kecil pernah bisa bersepeda namun terjatuh. Entah kenapa sejak saat itu, Ibu trauma dan tidak mau belajar mengendarai sepeda. Jadi, ketika perlu untuk pergi kemana-mana, aku atau bapak selalu mengantar Ibu ke tempat tujuan, misalnya belanja, berangkat bekerja dan lain-lain.

Salah satu kebiasaan unik yang dimiliki Ibu ketika bepergian adalah memberikan uang parkir tanpa meminta uang kembali meskipun uang yang diberikan cukup besar untuk ukuran membayar parkir. Parkir yang aku maksud disini adalah bukan parkir otomatis yang terpasang di gedung-gedung itu, tetapi kepada tukang parkir yang banyak kita jumpai di pinggir jalan. Para tukang parkir itu selalu tersenyum ketika Ibu mengatakan “tidak usah dikembalikan pak, tidak apa-apa”. Ketika kutanya kenapa, ibu selalu bilang “gapapa, kasian, penghasilan mereka tidak tetap dan tidak sebanyak orang-orang pada umumnya”. Ibuku adalah berasal dari orang yang tidak punya, sehingga paham betul rasanya “kekurangan”. Hal itulah menurutku yang menjadikan Ibu sangat berbelas kasih kepada orang-orang yang menurut Ibu perlu dibantu, misalnya tukang parkir.

Kata istriku, orang-orang yang pernah merasa kesusahan, dalam konteks ekonomi, akan bermuara menjadi  salah satu dari dua macam kepribadian ketika mereka memiliki kekayaan. Yang pertama, orang-orang yang pernah susah akan membeli dan mewujudkan apa-apa yang dulu dia tidak bisa raih ketika susah. Yang kedua adalah orang-orang yang pernah susah akan sangat berhati-hati mengeluarkan uang dan menyimpannya untuk kebutuhan yang bisa sewaktu-waktu datang mendadak.

Ibuku adalah keajaiban. Aku rasa, Ibu adalah kombinasi antara kedua tipe orang tadi. Di satu sisi, Ibu bukanlah orang yang konsumtif dan suka berbelanja barang-barang yang tidak perlu. Namun di sisi lain, Ibu bukanlah orang yang perhitungan terhadap uang yang beliau keluarkan terutama untuk membantu sesama. Semoga keunikannya itu bisa menjadi amalan spesial dan andalan yang dapat menghantarkannya ke surga Allah, aamiin.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Perjalanan Rinjani via Sembalun Part 2

Senin, 18 Oktober 2021 Pagi hari kami segera untuk mandi dan packing perlengkapan yang sudah kami pinjam. Datanglah ibunya Wisnu membawakan 2 nasi bungkus beserta teh manis hangat, alhamdulillah. Cuaca pagi itu cerah, secerah semangat kami memulai pendakian. Pukul 08.30 WITA kami bergegas menuju kantor TNGR untuk registrasi. Tak lupa kami berpamitan kepada keluarga Wisnu dan menitipkan beberapa barang yang kami tidak bawa ke pendakian. Kami juga mampir ke sebuah warung makan untuk membeli nasi bungkus sebagai makan siang ketika perjalanan menuju Plawangan Sembalun. Target kami hari ini adalah mencapai Plawangan Sembalun sebelum matahari terbenam . Pintu Masuk Taman Nasional Gunung Rinjani Setelah mengurus simaksi dengan memperlihatkan  barcode pada aplikasi eRinjani, kami diberi briefing singkat. Masih ingat dengan keterlambatan kami karena delay pesawat kemarin? Nah, ternyata kami juga diizinkan untuk menambah durasi pendakian kami yang tadinya hanya 2 hari 1 malam, menjadi 3 hari 2

Catatan Perjalanan Rinjani via Sembalun Part 1

Sudah lama kami berencana untuk mendaki gunung Rinjani yang terletak di pulau Lombok. Setelah mengamati kalender dan memperhitungkan kesibukan kerja, Kami putuskan untuk mendaki Rinjani pada hari Minggu-Senin tanggal 17-18 Oktober 2021. Rencananya, Kami hanya akan mengejar puncak Rinjani via Sembalun tanpa turun ke Danau Segara Anak, pun turun dari Rinjani via Sembalun. Kami mengurus Simaksi (Surat Izin Masuk Kawasan Konvervasi) Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) melalui aplikasi android eRinjani secara online pada tanggal 3 September 2021. Sebagai informasi, selama pandemi COVID-19, kuota pendaki TNGR di setiap jalurnya hanya sejumlah 60 orang saja. Untuk informasi selengkapnya tentang TNGR bisa dilihat di website resmi TNGR . Jumat, 15 Oktober 2021 Kami pergi ke Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon untuk melakukan tes PCR sebagai syarat perjalanan menggunakan pesawat terbang. Kami tes pada pagi hari dan hasilnya dapat kami ambil di malam harinya. Hasil tes PCR langsung

Gunung Hutan

Suatu waktu aku pernah ditanya mengenai lebih seru mana antara menyelam di laut atau mendaki gunung. Waktu itu aku sempat memikirkan mana yang lebih aku sukai sehingga pertanyaan dari temanku tadi bisa kujawab dengan tegas. Pada akhirnya aku tidak bisa memilih salah satu dari mereka karena dua-duanya seru dan aku sukai. Secara umum, mendaki gunung adalah kegiatan olahraga di alam terbuka yang membutuhkan waktu lebih dari sehari bahkan ada yang lebih dari seminggu. Karena membutuhkan waktu yang lama, maka ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum kita mulai mendaki, baik persiapan fisik, mental, maupun pengetahuan yang harus kita pahami selama beraktivitas di alam terbuka. Selama berada di alam terbuka kita juga harus menaati peraturan yang diberikan oleh pengurus Taman Nasional terkait. Ada beberapa peraturan umum yang seperti dilarang membuang sampah sembarangan dan juga terkadang ada peraturan khusus seperti di gunung Lawu yang melarang pendaki memakai atribut berwarna hijau s