Langsung ke konten utama

Yang Menjagamu di Kala Senang


"Berada di ruangan ini, mungkin sudah takdirmu. Tapi jendela yang ingin kamu lihat, itu pilihanmu"

Familiar dengan kalimat di atas? Yup, kalimat tersebut dimuat di buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari (NKCTHI) ini karya Marchella FP. Buku NKCTHI terbit pertama pada tahun 2018 dan mendapatkan feedback positif di masyarakat Indonesia. Pada tahun 2020, buku tersebut kemudian diadopsi menjadi film yang berjudul sama dengan judul bukunya. Sama halnya dengan bukunya, film tersebut juga booming dan laris di bioskop.

Film NKCTHI menceritakan tokoh utama seorang perempuan karir yang sedang resah karena kekurangan yang dia miliki. Lingkungan keluarga dan pekerjaannya menuntut dia menjadi sosok yang berbeda dari dirinya. Singkat cerita, tokoh tersebut mampu menjadi seseorang yang diekspektasikan lingkungannya, namun dengan itu dia justru kehilangan dirinya sendiri dan hal berharga di hidupnya.

Kembali membahas kutipan yang tertulis di atas, kadang-kadang kita sulit menerima kondisi kita saat ini. Kondisi yang menurut kita adalah sebuah kesalahan, cobaan, ujian dan lain sebagainya yang seolah-olah membuat kita adalah manusia paling sial di muka bumi. Kondisi yang menutup mata kita bahwa masih ada banyak hal yang kita punyai dan layak kita syukuri.

Bersyukur adalah hal yang sulit dilakukan oleh manusia. Seorang pedagang bisa saja mengeluh karena keuntungan hari ini hanya senilai 50ribu rupiah, padahal pedagang yang lain merugi. Seorang yang hidup sederhana tapi berkecukupan bisa saja mengeluh karena tidak ada barang mewah di dalam rumahnya, padahal banyak orang kaya yang hidupnya sengsara. Tanpa mengecilkan sebuah masalah yang sedang dihadapi seseorang, aku percaya bahwa selalu ada hal yang bisa kita syukuri.

Pada dasarnya manusia akan selalu merasa kekurangan akan dunia yang dia miliki. Ada sebuah kutipan dalam bahasa Inggris yang aku lupa siapa penulisnya kurang lebih memiliki arti “Aku ingin semua orang menjadi kaya raya, agar semua orang tahu bahwa bukan itu yang dicari”. Mau sekaya apapun seseorang, pasti akan merasa kurang apabila tidak pandai bersyukur. Sebaliknya, kita akan merasa cukup dan bahagia walaupun sedikit yang kita punya kalau semua itu disyukuri.

Semoga kita semua adalah bukan hamba yang kufur terhadap rezeki yang telah Allah berikan. Bersyukur akan membawa berkah, yang bersyukur nikmatnya akan ditambah. Jadi sudah bersyukur hari ini?

#30WDC #30WDCJilid29 #Squad5 #Day6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Perjalanan Rinjani via Sembalun Part 2

Senin, 18 Oktober 2021 Pagi hari kami segera untuk mandi dan packing perlengkapan yang sudah kami pinjam. Datanglah ibunya Wisnu membawakan 2 nasi bungkus beserta teh manis hangat, alhamdulillah. Cuaca pagi itu cerah, secerah semangat kami memulai pendakian. Pukul 08.30 WITA kami bergegas menuju kantor TNGR untuk registrasi. Tak lupa kami berpamitan kepada keluarga Wisnu dan menitipkan beberapa barang yang kami tidak bawa ke pendakian. Kami juga mampir ke sebuah warung makan untuk membeli nasi bungkus sebagai makan siang ketika perjalanan menuju Plawangan Sembalun. Target kami hari ini adalah mencapai Plawangan Sembalun sebelum matahari terbenam . Pintu Masuk Taman Nasional Gunung Rinjani Setelah mengurus simaksi dengan memperlihatkan  barcode pada aplikasi eRinjani, kami diberi briefing singkat. Masih ingat dengan keterlambatan kami karena delay pesawat kemarin? Nah, ternyata kami juga diizinkan untuk menambah durasi pendakian kami yang tadinya hanya 2 hari 1 malam, menjadi 3 hari 2

Catatan Perjalanan Rinjani via Sembalun Part 1

Sudah lama kami berencana untuk mendaki gunung Rinjani yang terletak di pulau Lombok. Setelah mengamati kalender dan memperhitungkan kesibukan kerja, Kami putuskan untuk mendaki Rinjani pada hari Minggu-Senin tanggal 17-18 Oktober 2021. Rencananya, Kami hanya akan mengejar puncak Rinjani via Sembalun tanpa turun ke Danau Segara Anak, pun turun dari Rinjani via Sembalun. Kami mengurus Simaksi (Surat Izin Masuk Kawasan Konvervasi) Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) melalui aplikasi android eRinjani secara online pada tanggal 3 September 2021. Sebagai informasi, selama pandemi COVID-19, kuota pendaki TNGR di setiap jalurnya hanya sejumlah 60 orang saja. Untuk informasi selengkapnya tentang TNGR bisa dilihat di website resmi TNGR . Jumat, 15 Oktober 2021 Kami pergi ke Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon untuk melakukan tes PCR sebagai syarat perjalanan menggunakan pesawat terbang. Kami tes pada pagi hari dan hasilnya dapat kami ambil di malam harinya. Hasil tes PCR langsung

Gunung Hutan

Suatu waktu aku pernah ditanya mengenai lebih seru mana antara menyelam di laut atau mendaki gunung. Waktu itu aku sempat memikirkan mana yang lebih aku sukai sehingga pertanyaan dari temanku tadi bisa kujawab dengan tegas. Pada akhirnya aku tidak bisa memilih salah satu dari mereka karena dua-duanya seru dan aku sukai. Secara umum, mendaki gunung adalah kegiatan olahraga di alam terbuka yang membutuhkan waktu lebih dari sehari bahkan ada yang lebih dari seminggu. Karena membutuhkan waktu yang lama, maka ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum kita mulai mendaki, baik persiapan fisik, mental, maupun pengetahuan yang harus kita pahami selama beraktivitas di alam terbuka. Selama berada di alam terbuka kita juga harus menaati peraturan yang diberikan oleh pengurus Taman Nasional terkait. Ada beberapa peraturan umum yang seperti dilarang membuang sampah sembarangan dan juga terkadang ada peraturan khusus seperti di gunung Lawu yang melarang pendaki memakai atribut berwarna hijau s